

Balitribune.co.id | BANGLI - Proyek pemasangan paving di area Lapangan Kapten Mudita Bangli sudah kelar sejak dua bulan lalu. Namun, beredar informasi kalau proyek tersebut belum dibayar kepada rekanan yang mengerjakan proyek tersebut. "Proyek sudah selesai dikerjakan sebelum 17 Agustus lalu, tapi pihak rekanan belum menerima bayaran," ungkap sumber yang tak mau disebut namanya, Senin (23/09/2019).
Karena belum menerima bayaran, kata sumber, pihak rekanan pun kelimpungan. Pasalnya, untuk penggarapan proyek tersebut, pihaknya bermodalkan pinjaman dari bank. "Kalau sampai berbulan-bulan tidak dibayar, tentu berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membayar bunga kredit bank," sebut sumber tersdebut. Ketika dikonfirmasi, hal ini dibenarkan rekanan yang mengerjakan proyek, Komang Wiarsana.
Dia mengatakan, memang sampai kini pihaknya belum menerima bayaran, meski proyek itu sudah selesai dikerjakan sejak akhir Juli 2019 lalu. Anggarannya sebesar Rp196 juta dikerjakan mulai Juni 2019. Terkait belum adanya pembayaran untuk proyek yang ia kerjakan, Wiarsana mengaku hanya bisa menunggu. Dia sendiri berharap agar anggaran bisa cair secepatnya. "Harapan saya anggarannya bisa segera cair," katanya.
Secara terpisah, Kabag Umum Setda Bangli, I Made Mahendra Putra, saat dikonfirmasi, mengatakan, kegiatan pemasangan paving di Lapangan Mudita memang sudah kelar. Untuk pembayaran, kata dia, masih dalam proses. "Pembuatan SPJ sudah, dan dalam waktu dekat pihak rekanan sudah bisa mengajukan untuk pembayaran," ungkapnya. Ditanya mengapa lama, Mahendra mengatakan, masih menunggu anggaran.
"Proyek ini sumbernya dari pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB). Kemarin sempat macet, namun sekarang sudah proses, tidak sampai seminggu lagi dana bisa cair dan akan langsung dibayarkan," sambungnya. Pemasangan paving tersebut adalah usulan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Bangli. Berkaca dari pengalaman, Bangli yang kerap diguyur hujan yang mengakibatkan kondisi lapangan becek dan berlumpur.
Padahal, lapangan itu untuk upacara. Sebelumnya, untuk antisipasi ketika kondisi lintasan becek dilakukan proses pengurugan menggunakan pasir. "Jika diurug dengan pasir, tidak hanya butuh waktu dan biaya, tapi manfaatnya tidak untuk jangka panjang. Dengan pertimbangan untuk efisiensi, tahun ini dianggarkan untuk pemasangan paving," kata Mahendra. Selain bisa bertahan lama, bisa untuk kegiatan lain. (*)
Balitribune.co.id | AMLAPURA - Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, terus berupaya mengembangkan potensi sumber daya alam untuk pengembangan pariwisata. Setelah sebelumnya membuka wisata trekking dan desa wisata, kini desa tersebut tengah menggarap potensi wisata bahari yakni memancing dan penggaraman tradisional.
Saat balitribune.co.id bertandang ke Pantai Tegal Sari, di Desa Tianyar Barat, Senin (23/09/2019), nampak sejumlah nelayan sedang mempersiapkan perahu untuk mengantar wisatawan yang ingin merasakan tarikan ikan di spot memancing di tengah perairan Tianyar Barat yang selama ini terkenal dengan ikan tuna dan tumpek atau ikan mahi-mahi.
Beberapa nelayan juga nampak baru kembali dari mengantar wisatawan memancing dan menurunkan ikan hasil tangkapan mereka. "Saat ini sedang musim ikan tumpek, jadi memancingnya harus dengan nelayan di sini karena mereka yang tau spot ikan tumpek," ungkap salah satu pemancing asal Tabanan, Agung Sukarmajaya, ditemui di Pantai Tegal Sari.
Dia dan beberapa pemancing lainnya memilih naik atau berlayar dari pantai tersebut karena selain gelombang dan ombaknya cukup bersahabat, ikan-ikannya juga cukup besar. "Saya sering mancing di sini. Biasanya kalau sudah musim ikan, kami diinfokan oleh nelayan dan warga di sini. Jadi kita tinggal bawa joran dan peralatan mancing lainnya," kata dia.
Umpan dan perahu sudah disediakan oleh nelayan pemilik perahu. Sukarmajaya menambahkan, untuk memancing ikan tumpek atau mahi-mahi memang harus sedikit ke tengah, sekitar lima kilometer dari bibir pantai. Untuk ke tengah, wisatawan atau pemancing naik jukung berisi dua atau tiga orang, tergantung ukuran atau bobo jukung tersebut.
Untuk harga sewa, satu jukung dikenakan biaya antara Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu. Biaya itu sudah termasuk umpan yang disediakan nelayan pemilik perahu. Sekali berangkat ke tengah, jika memang musimnya, pemancing bisa membawa hasil tangkapan hingga dua boks besar berisi ikan tuna atau mahi-mahi. Sangat menyenangkan untuk para pemancing.
Perbekel Tianyar Barat, Agung Pasrisak, memaparkan, selain wisiata trekking, dan desa wisata yang menawarkan sensasi "Sehari Menjadi Orang Munti gunung" dengan menginap di rumah warga setempat, saat ini pihaknya tengah mengembangkan wisata bahari, yang menitikberatkan pada jenis usaha wisata memancing dan penggaraman tradisional.
Dia mengatakan, penggaraman dipilih karena kualitas air laut bagus untuk produksi garam. “Air laut di sini kualitasnya cukup bagus untuk produksi garam. Kami sudah memulai dan hasilnya luar biasa,” kata dia. Pihaknya akan terus menggali ptensi yang ada utamanya di Munti gunung untuk melepaskan predikat dari desa pengemis menjadi desa wisata. (*)
Balitribune.co.id | NEGARA - Belasan reklame tanpa izin dan kadaluwarsa diberangus jajaran Satpol PP Kabupaten Jembrana, Selasa (24/09/2019). Dalam operasi ketertiban umum di seputaran wilayah Kota Negara tersebut, juga terjaring pedagang kaki lima (PKL) yang kedapatan menyerobot bahu jalan. Bahkan salah seorang PKL dipulangkan lantaran tidak mengantongi identitas.
Dalam operasi ketertiban umum yang kembali digelar jajaran Satpol PP Kabupaten Jembrana itu, petugas penegakan Peraturan Daerah (Perda) menyasar wilayah di perkotatan yaitu jalan protokol di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara. Salah satu sasarannya reklame kadaluwarsa, seperti ucapan HUT ke-73 Bhayangkara dan ucapan Selamat Hari Raya Galungan.
Dalam aksi penertiban itu ditemukan juga beberapa reklame tak berizin alias ilegal serta reklame yang dipasang di tempat yang semestinya bebas reklame. Total ada 12 reklame yang ditertibkan terdiri dari empat baliho, tiga spanduk, dan lima pamflet. Saat melakukan penyisiran di Jalan Gatot Subroto, petugas juga menjaring dua orang PKL yang berjualan di pinggir badan jalan.
PKL yang diamankan adalah penjual mainan dan penjual bawang. Kabid Penegakan Perundang-undangan Daerah pada Satpol PP Jembrana, I Made Tarma, menyatakan, penertiban reklame dan PKL ini sesuai dengan Perda Jembrana Nomor 5 Tahun 2007 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum. Belasan reklame yang diturunkan itu disita di Kantor Satpol PP Kabupaten Jembrana.
Sedangkan kedua orang PKL yang terjaring berjualan di bahu jalan diberikan surat teguran. Mereka diminta agar tidak kembali mengulangi perbuatan yang menggangu ketertiban umum itu. "Kedua PKL itu jualan bawa motor. Yang satu pakai motor biasa, dan satu lagi pakai motor gerobak," ungkapnya. Dia menegaskan, apabila kembali melanggar, pihaknya akan bertindak lebih tegas.
"Kalau pedagang yang sudah kami minta membuat surat pernyataan itu kembali melanggar, bisa kami lakukan penyitaan barang dagangan mereka. Kalau sampai tiga kali, bisa kami sidangkan," tegasnya. Bahkan salah satu PKL dipulangkan ke daerah asalnya lantaran tidak mengantongi KTP. Pihaknya memastikan operasi serupa akan dilakukan di wilayah kecamatan lainnya. (*)
Balitribune.co.id | BANGLI - Hilang kendali diduga karena sopir mengantuk, sebuah mobil jenis Avanza warna putih menabrak mobil yang sedang parkir di badan jalan, Minggu (29/09/2019). Kejadian di ruas jalan raya Kintamani-Singaraja, di sebelah utara Pura Batur, Banjar Kerta Budi, Desa Batur Selatan, itu mengakibatkan beberapa mobil mengalami kerusakan pada bagian depan.
Kasus tersebut ditangani Unit Laka Polsek Kintamani. Informasi yang dihimpun, kejadian pada Minggu (29/09/2019) sekitar pukul 13.20 Wita, itu berawal ketika mobil Avanza DK 1529 VD yang dikemudikan I Gede Budiasa (59) asal Desa Kubutambahan, Buleleng, meluncur dari arah selatan (Denpasar, red) menju ke utara dengan tujuan Singaraja. Tiba-tiba mobil itu hilang kendali.
Kemudian, mobil menabrak beberapa mobil yang parkir di sisi barat badan jalan di antaranya Avanza abu-abu DK 1021 UD milik I Nyoman Suartana (50) asal Banjar Munduk, Desa Antugan, Buleleng. Kemudian, Honda Civic DK 122 VA milik Komang Santika Yasa (41) asal Banjar Kerta Budi, Desa Batur Selatan. Toyota Corola DK 1839 UZ milik I Nengah Wirahadi (55) asal Banjar/ Desa Anturan.
Dan, Honda Jazz DK 1291 PF milik Ni Ketut Widiari (42) asal Banjar Kerta Buana, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani. Atas kejadian tersebut beberpa mobil mengalami kerusakan, kebanyakan di bagian depan. Kanit Laka Polsek Kitamani, Iptu I Made Swastika, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian itu. Peristiwa tabrakan ini terjadi, kata dia, diduga karena pengemudi mengantuk.
"Pengemudi mobil, I Gede Budiasa, diduga mengantuk. Mobil hilang kendli dan menabrak beberapa mobil yang sedang pakir di sebelah kanan jalan," ujar Iptu Made Swastika seraya menambahkan pihak I Gede Budiasa siap menanggung biaya kerusakan mobil. "Kasusnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan para pihak siap berdamai," sebut Iptu Made Swastika. (*)
balitribune.co.id | Denpasar - Dalam rangkaian memperingati HUT TNI ke 74, Pangdam IX Udayana menggelar lari marathon yang bertajuk Run For Bali 374 KM dengan rute berkeliling Bali. Para kontingen lari yang dimotori oleh Serka Dewa Gede Astawa secara resmi dilepas oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati didampingi oleh Pangdam IX Udayana Benny Susianto, di Depan Makodam IX Udayana, Denpasar, Selasa (1/10) sore.
Ditemui usai acara pelepasan, Wagub Cok Ace memberikan apresiasi atas acara yang diselenggarakan oleh TNI tersebut. Wagub Cok Ace berharap para atlet yang berlari keliling Bali ini dapat memberikan vibrasi positif untuk masyarakat Bali, khususnya dalam membudayakan olahraga lari sebagai gaya hidup sehat masyartakat Bali. Disamping itu, Wagub Cok Ace juga berharap momentum ini tidak hanya sekedar simbolis semata namun benar-benar memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Bali, terlebih dalam mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan olahraga.
Sementara itu, Pangdam IX Udayana Benny Susianto menuturkan bahwa tujuan acara tersebut sebagai peringatan ulang tahun TNI ke 74 juga sebagai ajakan kepada masyarakat untuk hidup sehat dengan olahraga lari. Ia menyatakan bahwa para kontingen lari marathon akan melakukan perjalanan keliling Bali selama 5 hari, dimana finish akan dilakukan di Denpasar bertepatan dengan upacara Peringatan HUT TNI ke 74 tanggal 5 Oktober mendatang. Ia berharap acara tersebut dapat berjalan dengan lancar, khusunya kepada para pelari agar diberikan kesehatan sehingga nantinya dapat dengan selamat dan sukses pada garis finish.
balitribune.co.id | Denpasar - Hasil sumbangan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dikumpulkan selama satu tahun atau hasil dari celengan sebesar Rp 153 juta pada Rabu (2/10) diserahkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Putu Indra kepada pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang dipusatkan di LKSA Tat Twam Asi Denpasar.
"Di setiap OPD ada celengan. Jadi setelah satu tahun yang bertepatan dengan momentum HUT Pemprov Bali kita buka celengan di lapangan,” katanya.
Menurut dia, hasil sumbangan tersebut diserahkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan yakni untuk 14 LKSA di Provinsi Bali yang mengasuh penyandang disabilitas, anak-anak miskin yang ada di panti asuhan dan lain sebagainya.
“Saya telah memberikan arahan kepada Kadis Sosial Bali agar dilakukan inventarisasi kepada yayasan-yayasan yang bergerak untuk anak yatim piatu, disabilitas, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) dan lainnya. Ternyata setelah diinventarisasi jumlahnya banyak,” beber Dewa Indra.
Disebutkannya, masing-masing LKSA mendapat bantuan senilai Rp 5 juta. “Saya paham betul nilai Rp 5 juta itu kecil. Tetapi sebagai bentuk kepedulian kita, maka kita berikan kepada mereka. Mudah-mudahan tahun depan dalam momentum HUT Provinsi Bali saya akan mengajak kawan-kawan ASN untuk berkontribusi lebih banyak lagi, sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, Dewa Mahendra mengatakan, panti sosial yang menerima bantuan ini dari Kota Denpasar, Gianyar, Klungkung, Bangli, dan Tabanan. Diantaranya Panti Sehati Bali (autis), Peduli Kanker Anak Bali, Sunya Giri, Semara Putra (disabelitas), LKSA BEITH-EL, Fajar Dua, Darma Widya Kumara, Kesayan Ikan Papa (disabelitas), Tulus Darma Wiarta (ODGJ), LKSA GAyatri Widya Mandala, LKSA Al-Inayah, LKSA Salam, Tat Twam Asi, dan Sayangi Bali.
Kata dia, bantuan tersebut merupakan inisiatif dan inisiasi OPD Pemprov Bali. “Kendatipun jumlahnya tidak banyak, tapi tepat sasaran. Rutinitas kita untuk berbagi dengan sesama. Ini adalah langkah awal, bukan langkah akhir,” ucap mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali ini.
Ketua LKSA Tat Twam Asi, I Gusti Ngurah Ketu menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diserahkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali ini. Menurut dia, bantuan itu sangat bermanfaat bagi anak-anak panti asuhan, khususnya untuk biaya pendidikan. "Karena biaya pendidikan paling utama dan terbesar. Jadi biaya operasional dalam sebulan itu, 80 persen adalah biaya pendidikan baik SD, SMP, dan SMA, sedangkan untuk mahasiswa itu gratis," terangnya.