Quantcast
Channel: Keliling Bali
Viewing all 11020 articles
Browse latest View live

Bocah 9 Tahun Ngaku Diculik, Korban Selamat Lantaran Penculik Kecelakaan di Jalan

$
0
0
balitribune.co.id | Gianyar - Sempat mereda, aksi penculikan anak kini kembali meresahkan warga Gianyar. Setelah adanya pengakuan seorang anak bernama I Gede DMP (9) di Desa Saba, Blahbatuh menjadi korban penculikan oleh dua orang tak dikenal. Menurut keterangan korban, dalam perjalanan, pelaku terlibat kecelakaan (Laka) dan korban yang sudah dibius itu, akhirnya ditinggalkan di pinggir jalan. 
 
Atas pengakuan anak ini, polisi pun bersikap hati-hati, mengingat, sebelumnya juga pernah seorang ibu di Batubulan, berbohong jika anaknya diculik dan berhasil direbutnya. Dari keterangan yang diterima, Minggu (15/9) kemarin, bocah yang mengaku menjadi korban penculikan itu adalah I Gede DMP (9) asal Banjar Banda, Desa Saba, Blahbatuh. Dari pengakuan bocah ini, kini masyarakat setempat sangat was-was, dan anak-anak pun ketakutan bepergian sendiri. Sayangnya, korban menceritakan penculikan itu ke orangtuanya setelah beberapa hari kejadian dan itupun tidak dilaporkan ke pihak kepolisian.
 
Disebutkan, kejadiannya, Sabtu (7/9) lalu. Saat itu, sekitar Pukul 18.00 Wita, korban korban sedang naik sepeda melintas di perbatasna Banjar Banda dan Banjar Pinda. Dalam kondisi jalanan sepi, bocah ini didekati oleh dua orang tidak dikenal yang mengendarai sepedamotor. Selanjutnya korban langsung dibekap, mulutnya dibungkam dengan tissu dan dibius. 
 
Namun dalam perjalanan, pelaku yang membawa korban akhirnya terlibat kevelakaan lalu lintas karena out of control (oc) tepat di depan Balai Banjar setempat..Korban akhirnya ditinggalkan tergeletak dipinggir jalan dan pelaku kabur.
 
Atas cerita lejadian itu, Kelian Banjar Banda, I Kadek Merta Anggara bersama Bimas dan Babinkantibmas sudah mendatangi korban ke ruamahnya. Dari penuturan ayah korban, I Wayan Sudanta, terang Kelihan Merta, bahwa anaknya bercerita setelah beberapa hari kejadian. 
 
Atas pertimbangan psikis anaknya, iapun tidak melapor ke polisi. Sementara dari pengakuan korban ke Kelian dan babin, pelakunya dua orang yakni satu orang Dewasa dan satunya lagi masih anak-anak.
 
Cerita penculikan inipun jadi topik pembicaraan warga dari mulut ke mulut. Warga pun lebih ketat mengawasi anak-anaknya. Demikian anak-anak setempat, kini takut bermain sendiri terlebih di perbatasan Banjar Banda dan Bonbiu.
 
"Di perbatasan ini memang agak sepi dan daerah persawahan. Biasanya dijadikan tempat main layangan oleh anak-anak," terang lelian merta lagi.
 
Aparat dari Satuan Reskrim Polsek Blahbatuh dan Polres Gianyar juga mendatangi rumah korban dan mengaminta keterangan, Minggu (15/7) . Lanjut itu, melakukan rekonstruksi di TKP bersama korban. Sayang tidak adanya saksi lain selain mengakuan korban, membuat gambaran pelaku menjadi mestirius. 
 
“Kami masih mendalami kebenaran kasus ini,” terang Kanit Reskrim Polsek Blahbatuhl, Iptu I Ketut Merta singkat. (u)
Keliling Bali
Bali Tribune/ Bocah I Gede DMP (9) yang mengaku diculik sedang bersama dengan petugas kepolisian.
News Group: 
Redaksi

Warga Singaraja ‘Terjun Bebas’ di Jembatan Tukad Ngongkong

$
0
0
balitribune.co.id | Mangupura - Seorang warga bernama I Ketut Desadia 'terjun bebas' di jembatan Tukad Ngongkong, Banjar Sandakan, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Sabtu  (14/9) malam. Beruntung korban yang diketahui berasal dari Banjar Lebah, Desa Kaliasem, Singaraja ini berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan dalam kondisi selamat.
 
Informasi yang dihimpun, peristiwa ini pertama kali diketahui oleh seorang warga yang kebetulan melintas di Jembatan Ngongkong sekitar pukul 21.30 wita. Warga yang mendengar adanya jeritan minta tolong dari dasar jurang langsung menginformasikan hal ini kepada warga sekitar.
 
Kemudian warga beramai-ramai mendatangi lokasi kejadian. Saat warga ramai di atas jembatan rintihan minta tolong kian santer dari dasar jurang. Warga akhirnya menghubungi Polsek Petang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung untuk minta pertolongan.
 
Sekitar pukul 22.00 Wita, petugas kepolisian dan Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, Rescue Polda Bali dan BPBD Badung akhirnya tiba di lokasi. Tim SAR pun langsung turun ke dasar jurang yang dalamnya mencapai dua puluhan meter.
 
Pengangkatan korban dari dasar jurang ini sempat menarik perhatian ratusan warga yang mendatangi lokasi. Pasalnya, seorang petugas harus diderek turun ke dasar jurang menggunakan mobil derek. Berselang beberapa menit kemudian di tengah dasar jurang yang gelap, petugas berhasil mengangkat korban dalam kondisi lemas dan tulang tangan patah.
 
Sekitar pukul 23.40 korban langsung dilarikan dengan menggunakan mobil ambulance KBS ke Puskesmas Petang untuk mendapat pertolongan pertama, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada untuk mendapat penangan intensif.
 
Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Badung dr Ermy Setiari yang dihubungi, Minggu (15/9), membenarkan adanya warga jatuh di jembatan Tukad Ngongkong. Hanya saja pihaknya sejauh ini belum mengetahui penyebab pasti korban bisa jatuh ke jurang Tukad Ngongkong.
 
"Iya, tadi malam (Sabtu malam) ada seorang warga jatuh di Tukad Ngongkong, dan sudah kita tangani bersama tim gabungan. Saat ini korban sudah dirawat di RSD Mangusada," ujarnya.
 
Mengenai penyebab kejadian, menurut dr Ermy, masih dilakukan penyelidikan oleh aparat kepolisian. "Yang pasti korban dievakuasi dalam kondisi selamat. Untuk penyebab pasti kejadian masih diselidiki oleh pihak kepolisian," kata dr Ermy.
 
Sekadar mengingatkan, pada Agustus lalu seorang remaja putri juga jatuh karena diduga melompat dari jembatan Tukad Ngongkong. Remaja asal Kintamani, Bangli ini pun berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. (u)
Keliling Bali
Bali Tribune/ DIRAWAT – Korban mendapat perawatan medis.
News Group: 
I Made Darna

Jeruk Kintamani Tembus Pasar NTB hingga Lampung

$
0
0
balitribune.co.id | Bangli - Memasuki musim panen harga buah jeruk Kintamani sempat anjlok, namun kini harga jeruk kian membaik. Seperti diketahui, harga jeruk sebelumnya berada di kisaran Rp 4.000 per kilogramnya, kini mencapai Rp 6.000 per kilogramnya. Tidak hanya itu, jaruk Kintamani terus menyasar pasar nasional.
 
Salah seorang petani jeruk, Sang Nyoman Putra Erawan, asal Desa Awan, Kecamatan Kintamani, mengatakan untuk jeruk jenis siam harganya sudah mulai meningkat dari belum sebelumnya, saat ini harga kisaran Rp 6.000 per kilogram. Memang pada musim panen, harga jeruk cenderung turun. Untuk panen jeruk dalam setahun berlangsung dua kali, mulai bulan Februari – April, dan kisaran Juli - Oktober.
 
Lanjutnya, untuk hasil panen jeruk tidak hanya dipasar lokal, namun sudah merambah pasar nasional. Sang Nyoman Putra yang juga Perbekel Awan ini menyebutkan untuk jeruk Kintamani sudah merambah pasar wilayah Jawa, wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti Lombok, Bima. “Jeruk Kintamani sebetulnya cukup diminati, dan peluang ini yang perlu dimanfaatkan. Terlebih lagi daerah lain yang juga penghasil jeruk telah selesai panen, jeruk Kintamani yang memenuhi permintaan pasar,” ungkapnya, Minggu (15/9).
 
Sang Nyoman Putra mengaku, jika pihaknya rata-rata bisa mengirim 12 ton jeruk dalam sehari. Belasan ton jeruk tersebut untuk dikirim ke beberapa pasar. “Salah satu target pasar, yakni Pasar Keramat Jati,” ujarnya sembari mengatakan pihaknya juga mengirim sayur mayur.
 
Pihaknya menyebutkan pertanian di Bangli memiliki potensi besar, namun pengelolaan belum maksimal. Menurutnya, pertanian di Bangli perlu dikembangkan, pemerintah agar menggandeng tokoh-tokoh yang memang ahli di bidangnya. “Berbicara soal pertanian, tentu harus menggandeng orang yang ahli di pertanian. Tidak hanya teori tetapi langsung praktek. Salah satu tokoh pertanian di Bangli ada I Wayan Selamat dari Desa Pengotan. Dengan perkembangan pariwisata di Bangli dikolaborasikan lagi dengan pertanian tentu Bangli akan lebih maju lagi,” tuturnya. (u)
Keliling Bali
Bali Tribune/ Sang Nyoman Putra Erawan
Agung Samudra

Debit Air Sungai Kian Menyusut, Pola Tanam Padi Terancam

$
0
0
balitribune.co.id | Negara - Musim kemarau yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir kini juga telah berdampak pada aktifitas pertanian. Menyusutnya debit air pada derah aliran sungai di Jembrana kini mengancam pola tanam padi.  Minimnya suplai air ke areal persawahan menyebabkan pola tanam padi di sejumlah subak kini terancam molor.
 
Seperti salah satunya yang kini dialami petani di kawasan persawahan Subak Tamblang. Kawasan persawahan Subak Tamblang yang terbentang di dua desa, yakni dari wilayah Desa Dangin Tukadaya hingga di Desa Batuagung Kecamata Jembrana, sebelumnya menerapkan pola tanam tiga kali tanaman padi dalam setahunnya. Namun kini puluhan petani krama subak yang memiliki lahan sawah di kawasan ini tidak bisa menerapkan pola tanam yang telah ditetapkan oleh subak setempat. Setelah masa panen padi kedua yang mulai pekan lalu, dipastikan pola tanam ketiga tidak dapat dilakukan.
 
Tidak berjalannya pola tanam ketiga di kawasan subak ini, yang berlangsung menjelang akhir tahun, disebabkan menyusutnya debit air. Sumber air irigasi persawahan di wilayah kedua desa ini dari Bendung Jero Pengentuh di Banjar Taman, Desa Batuagung yang kini sudah menyusut. Tidak sedikit juga subak lain yang selama ini mengandalkan suplai air dari bendung di Tukad Dangintukadaya ini. 
 
Kelihan Subak Tamblang, Gusti Suantra, Minggu (15/9), mengatakan sebelumnya usai musim panen kedua di disubak yang dipimpinnya, sejatinya berlanjut menerapkan pola tanam padi ketiga kalinya tanpa diselingi palawija. Namun lantaran terbentur irigasi yang mengering, sehingga pola tanam padi yang sedianya berlanjut sehabis masa panen ini, yakni Oktober mendatang diperkirakan molor dan baru bisa dilaksanakan pada Februari tahun 2020. Dengan kondisi debit air yang menyusut ini, diakuinya produktifitas subak seluas 47 hektare ini akan menurun sebab pada tahun ini hanya dapat dilakukan dua kali pola tanam. “Tadi saya sudah cek kebendungan induk ternyata air sangat jauh dibawah dan tidak bisa lagi dinaikan kesaluran irigasi. Dengan kondisi ini pola tanam ketiga di subak kami sudah tidak bisa berjalan,” ungkapnya.
 
Ia memastikan setelah musim panen kedua ini, persawahan di kawasan subak ini kini juga dipastikan tidak berproduksi lagi. Dengan tidak adanya suplai air, palawija juga menurutnya tidak memungkinkan untuk ditanam mengisi kekosongan pola tanam padi ketiga. Kini para krama subak menurutntya hanya bisa pasrah terhadap dampak musim kemarau ini. “Sambil menunggu hujan turun yang diperkirakan mulai Februari, sementara waktu persubakan kita diamkan dan dikosongkan saja. Pola tanam baru bisa kita laksanakan lagi setelah turun hujan dan debit air sungai meningkat,” terangnya.
 
Sedangkan pada pola tanam kedua yang dimulai pertengahan tahun, hasil panen di kawasan Subak Tamblang ini menurutnya tergolong berhasil. Padahal diakuinya setelah musim tanam sekitar tiga bulan lalu air sudah mulai menyusut dan rigasi juga kerap tersendat. Dari penanama benih jenis Chierang dan Infari 42, pada musim tanam kedua tahun ini mengahsilkan 6,5 ton hinngga 7 ton gabah per hektar. Bahkan pada musim panen kedua ini menurutnya petani krama subak yang sebanyak 110 orang masih diuntungkan dengan harga beli gabah sekitar Rp 260 Ribu hingga Rp 300 ribu perarenya. (u)
Keliling Bali
Bali Tribune/ USAI PANEN - Setelah musim panen padi pola kedua pekan ini, dipastikan pola tanam ketiga tidak berjalan lantaran debit air sungai menyusut.
Putu Agus Mahendra

Setelah Pamit ke Istri di Ubung, Buruh Proyek Mengambang di Selat Bali

$
0
0
balitribune.co.id | Negara - Jenazah ditemukan mengambang di peraiaran Selat Bali, Sabtu (14/9) siang. Identitas jenazah berhasil diungkap melalui identifikasi menggunakan Inafis Fortable System. Terungkap sebelum ditemukan mengambang, korban pamit keluar meninggalkan istrinya dari kosnya di lokasi proyek di wilayah Ubung, Denpasar.
 
Jenazah ini pertamakali ditemukan sejumlah warga yang memancing di Pantai Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Saat itu salah seorang saksi, Ismail (32) asal RT 02/RW 02 Dusun Bulusan Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi yang sedang memancing di tengah laut menggunakan jukung, sekitar 11.30 Wita melihat ada benda mengapung sekitar 50 meter dari bibir pantai. Setelah diamati lebih dekat, ternyata sosok jenazah berjenis kelamin laki-laki. Saat ditemukan posisinya terlentang bertelanjang dada menggunakan celana panjang jeans hitam.
 
Saksi saat itu memanggil rekannya, Sukir (43) warga Lingkungan Penginuman, Gilimanuk yang saat itu juga tengah memancing menggunakan jukung tidak jauh dari lokasi, untuk membantu mengangkat jenazah tersebut. Jenazah laki-laki ini lalu dievakuasi menggunakan jukung milik Sukir ke Pantai Penginuman, barat Monumen Lintas Laut Gilimanuk. Penemuan jenazah ini langsung dilaporkan ke Polsek Kawasan Laut Gilimanuk dan Pos Satpolair Gilimanuk. Lantaran tidak ditemukan identitas, petugas Indetifikasi Satreksirm Polres Jembrana langsung melakukan pengecekan sidik jari.
 
Setelah dilakukan identifikasi menggunakan Inafis Portable System, jenazah dengan ciri fisik tinggi badan 168 cm ini diketahui bernama Saiful Bahri (27) asal Dusun Bunder RT 1/RW 15 Kecamatan Pakusari, Jember, Jawa Timur. Berdasarkan hasil pemeriksaan luar yang dilakukan dr. Ni Luh Putu Leli Mas Ayutini dari Puskesmas II Melaya di Gilimanuk, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Sekitar pukul 16.30 Wita, istri korban, Diana Siska Febrianti (27) asal Jalan Sultan Agung I nomor 192 Jember, Jaw Timur datang menjemput jenazah korban di kamar jenazah RSU Negara.  
 
Berdasarkan data yang diperoleh, Minggu (15/9), istri korban mengaku sebelum ditemukan mengambang dalam kondisi tak bernyawa, suaminya yang berkerja sebagai buruh di salah satu proyek di Jalan Pidada Ubung Denpasar, sempat pamit dari kost sekitar pukul 06.00 Wita mengenakan pakaian lengkap, namun tidak diketahui jelas tujuannya. Istri korban yang mengaku sudah merantau bersama korban ke Bali enam tahun lalu menuturkan korban memang sering mengeluh masalah ekonomi dan hingga kini masih tinggal menumpang di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Jember.
 
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yogi Paramagita dikonfirmasi Minggu kemarin menyatakan jenazah ayah satu anak ini, setelah dijemput istrinya, sudah dibawa ke rumah duka di Jember Minggu dini hari. Kendati penyebab kematian korban belum diketahui, namun pihak keluarga mengikhlaskan kepergian korban dan menolak untuk dilakukan outopsi. “Memang katanya sering ribut dan korban sering mengeluhkan masalah ekonomi. Tapi keluarga menolak jenasah korban diautopsi,” tandasnya. (u)
Keliling Bali
Bali Tribune/ IDENTIFIKASI - Petugas mengidentifikasi jenazah yang ditemukan mengambang di perairan Selat Bali Sabtu (14/9).
Putu Agus Mahendra

Upaya Warga Amed, Selamatkan Blecing Jenis Terumbu Karangasem yang Hampir Mati

$
0
0
balitribune.co.id | Amlapura - Menjaga kelestarian dan keindahan alam dan biota bawah laut di Pantai Jemeluk, Amed, Kecamatan Abang, menjadi perhatian khusus bagi masyarakat dan pelaku wisata di obyek wisiata ini, mengingat hampir sebagian besar masyarakat di desa waisata ini mengandalkan hidup dari dunia wisata di kawasan tersebut.
 
Mulai menjadi penyedia perahu tradisional untuk wisatawan asing yang akan melakukan aktivitas diving di bawah laut perairan Amed, maupun menjadi pemandu atau Dive Master bagi wisatawan yang ingin melakukan penyelaman, hingga bekerja di sejumlah hotel dan restoran yang ada di obyek wisata Amed, adalah andalan hidup mereka.
 
Menjaga keindahan bawah laut menjadi upaya utama masyarakat dan pelaku wisata di obyek wisata ini, agar perairan bawah laut Amed tetap menjadi Spot Diving dunia tujuan utama wisatawan Diving dari berbagai negara di dunia. Di Karangasem sendiri ada dua Spot Dving yang menjadi tujuan utama wisatawan untuk menyelam, yakni Perairan Amed dengan keindahan terumbu karang dan patung-patung yang terbenam di dasar laut, serta Perairan Tulamben, Kecamatan Kubu, yang terkenal dengan USS Liberty Ship Wreck atau bankai Kapal Liberti milik Amerika Serikat yang tenggelam saat Perang Dunia ke II.
 
I Wayan Suana, Klian Tempek Jemeluk, kepada koran ini di Pantai Jemeluk, Minggu (15/9), mengatakan hingga saat ini keindahan alam bawah laut di Perairan Amed masih terjaga dengan baik. Para pemandu wisata, Guide Master dan warga setempat kata dia sangat intent melakukan upaya recovery dan pemeliharaan terumbu karang di bawah permukaan laut. “Saat ini terumbu karang masih terjaga dengan baik, memang ada yang namanya Terumbu Karang Blecing, itu sudah mau mati. Nah semoga dengan penenggelaman patung kedasar laut, nantinya bisa menambah keindahan pesona bawah laut Amed,” ungkapnya.
 
Berbagai upaya telah dilaksanakan warga setempat untuk menyelamatkan terumbu karang yang nyaris mati dan punah tersebut, diantaranya dengan transplantasi atau pencangkokan dan penanaman kembali terumbu karang tersebut. Ada yang berhasil, sementara saat ini di dasar laut Amed sudah tertata patung-patung indah yang menjadi tumbuhnya terumbu karang. “Dengan adanya terumbu karang yang terjaga dengan baik ini, secara otomatis ikan-ikan hias dan berbagai jenis ikan langka yang ada di perairan ini akan berkembang biak dengan baik,” sebutnya.
 
Ada berbagai jenis ikan besar yang hidup di dasar laut Amed, di antaranya Blue Marlin dan jenis ikan besar lainnya, termasuk Mahi-Mahi. Ada beberapa patung baru bantuan dari salah satu BUMN, dan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dive Master untuk menenggelamkan patung tersebut dan menata dengan baik di titik yang telah ditentukan. (u)
Keliling Bali
Bali Tribune/ INDAH - Tampak keindahan alam bawah laut Perairan Amed, Kecamatan Abang, Karangasem.
Redaksi

Segera Terwujud Pelabuhan Segitiga Emas, Kemenhub RI Tinjau Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul

$
0
0
balitribune.co.id | Semarapura - Percepat pembangunan pelabuhan segitiga emas, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI tinjau Pelabuhan Sampalan, Nusa Penida dan Bias Munjul, Nusa Ceningan dalam rangka survey titik pelabuhan yang akan dibangun dan pesentasi pembangunan pelabuhan segitiga emas, di Kecamatan Nusa Penida, Jumat (13/9).
 
Kedatangan Tim Kemenhub ini dipimpin Kasubid Prasarana, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI, Beta Margunadi bersama Plt. Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Provinsi Bali dan NTB, Asberlias Rajah. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kabid Pelayaran Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gede Nyoman Ary, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung I Nyoman Sucitra, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemerintah Kabupaten Klungkung Anak Agung Gede Lesmana serta Camat Nusa penida I Komang Widyasa Putra.
 
Kasubid Prasarana, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI Beta Margunadi mengatakan Pembangunan Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul merupakan salah satu bentuk dukungan Kementerian Perhubungan agar daerah Nusa Penida memiliki akses yang baik untuk pendistribusian logistik serta menunjang fasilitas pariwisata.
 
“Pada dasarnya kita mendukung pembangunan Pelabuhan kementerian mendukung penuh program yang disampaikan pemerintah daerah untuk membangun pelabuhan. Kita ditugaskan turun langsung meninjau titik batas-batas tanah yang dibebaskan menjadi pelabuhan, kita juga melihat langsung keseriusan dari pemerindah daerah percepatan pembangunan pelabuhan sampalan maupun bias munjul. Mudah-mudahan tidak ada kendala, tahun depan sudah dimulai pengerjaan fisiknya," ujar Beta Margunadi
 
Plt. Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Provinsi Bali dan NTB, Asberlias Rajah dirinya minta percepat proses persetifikatan lahan untuk yang dibias munjul, guna percepatan proses administrasinya. Pihaknya juga meminta agar mengantisipasi dampak sosial masyarakat yang ada disekitarnya dalam proses pembagunan pelabuhan ini, sehingga tidak mengganggu disekitarnya.
 
Sementara itu dihubungi terpisah, Minggu(15/9), Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung, I Nyoman Sucitra membenarkan adanya peninjauan tersebut. Dirinya menjelaskan dirinya terus melakukan penyempurnaan sehingga proses pembangunan pelabuhan ini bisa segera terwujud dan tidak ada hambatan. "Kita terus koordinasikan kepada kementerian, BPTD serta dengan konsultan, sehingga betul-betul matang," ujar Nyoman Sucitra
 
Setelah melakukan survey lokasi, dari Kemenhub dan pihak konsultan juga melaksanakan rapat finalisasi memastikan gambar, posisi, maupun bentuk dari pelabuhan Segitiga Emas tersebut. (u)
Keliling Bali
Bali Tribune/ TINJAU - Kemenhub RI tinjau rencana pelabuhan di Nusa Penida.
Ketut Sugiana

Dua Turis Tewas di Devil Tears, Boat yang Ditumpangi Dihantam Ombak Ganas

$
0
0
Balitribune.co.id | Semarapura - Ganasnya ombak di perairan laut Devil Tears, Nusa Penida, Klungkung, memakan korban sepasang turis asing, Senin kemarin. Mereka adalah Victor Johannes Allers (43) asal Afrika Selatan  dan teman wanitanya Caval Heir O Biron (48) asal Brazil.  
 
Peristiwa kecelakaan itu terjadi diduga boat yang mereka tumpangi untuk bermain snokerling itu dihantam ombak besar. Akibatnya, mesin boat pun mati lalu dua orang turis ini bersama dengan sang kapten terlempar keluar dan langsung saja disambut ombak ganas yang mengharubiru. Sang kapten yang bernama Suadak berusaha berenang ke tepian sedangkan dua orang turis itu tak berdaya karena terbawa arus yang cukup keras sehingga akhirnya hanyut.    
 
Peristiwa kecelakaan itu dibenarkan oleh Kapolsek Nusa Penida Kompol Komang Reka Sanjaya. Peristiwa kecelakaan itu terjadi pada Senin (16/9) kemarin sekitar pukul 10.15 Wita. Disebutkan bahwa tempat kejadian perkara di kawasan perairan Devil Tear Banjar Kawan Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.
 
Menurut keterangan yang diperoleh pemilik speedboat tersebut bernama I made Artana (43) warga banjar kelod Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida. Sedangkan Kapten boat bernama Suadak (35). Pria asalah Banyuwangi ini beralamat tinggal sementara  di Desa Jungutbatu.
 
Awal mula kejadian terjadi ketika pada Senin kemarin sekira pukul 09.00 wita  speedboat Nagasima-Go berangkat dari pantai Jungutbatu. Tujuannya, menurut keterangan, akan mengantarkan sepasang turis asing itu  untuk melakukan menikmati pulau Lembongan dengan menggunakan speedboat Nagasima-Go.
 
Sekira pukul 10.15 Wita Nagasima-Go tiba di perairan Devil Tear kemudian saat sedang berhenti, tiba-tiba datang ombak besar menghantam speetboad dan mengakibatkan posisi speedboad terbalik. Sang kapten dan kedua penumpang tercebur ke laut, selanjutnya Kapten berenang menuju tebing kemudian di bantu warga sekitar diangkat ke atas tebing dengan menggunakan tangga tali. 
 
Namun naas bagi kedua penumpang WNA tersebut  yang terus di hantam ombak dan kehabisan napas kemudian hanyut terbawa arus.
 
Selang beberapa saat kebetulan ada bout lain yang sedang lewat kemudian ikut membantu kedua korban yang sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan posisi tertelungkup, kemudian korban di bawa ke Puskesmas Nusa Penida II. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Medis korban sudah di nyatakan meninggal dunia. Sementara itu  kapten bout masih dalam perawatan di East Medical Care Lembongan. 
 
Sementara itu Kadek Winaya Kepala Pos  Balawista Nusa Penida-Nusa Lembongan menyebutkan bahwa kemungkinan mesin boat mati saat musibah terjadi dan ombak besar menghantamnya yang menyebabkan kedua penumpangnya tewas.
 
"Info yang saya dapatkan tadi kemungkinan biasanya dari Jungutbatu itu mau snorkeling mau ke Nusa Penida biasanya. Itu boat snorkeling ke Nusa Penida kemungkinan mesinnya mati di sana karena ombak besar," ujar Kadek Winaya.
 
Winaya menuturkan speedboat yang ditumpangi turis-turis itu diduga terbalik karena dihantam ombak. Kapten kapal berhasil diselamatkan, namun ada dua turis asing yang tewas. Yang saya lihat itu kaptennya selamat, bule itu sudah meninggal tetapi belum bisa kami evakuasi jenazahnya itu. Dua bule meninggal yang saya tahu dua bule meninggal, sudah dipastikan meninggal dua, katanya masyarakat di sana laki dan perempuan" jelasnya.
Keliling Bali
Bali Tribune/ Jenazah dua WNA dievakuasi dari pantai Devil Tears, Lembongan.
News Group: 
Ketut sugiana

AKP Made Budiarta Jadi Kasat Intelkam Polres Bangli

$
0
0
AKP Made Budiarta Jadi Kasat Intelkam Polres Bangli

Balitribune.co.id | BANGLI - AKP I Made Budiarta kini menjabat sebagai Kepala Satuan (Kasat) Intelkam Polres Bangli. Dia menggantikan AKP I Made Dayendra. Serah terima jabatan (sertijab) dilaksanakan di Mapolres Bangli, Rabu (18/09/2019), dipimpin langsung Kapolres Bangli, AKBP Agus Tri Waluyo.

Kassubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi, mengungkapkan, ada beberapa pejabat yang kena mutasi berdasarkan SK Kapolda Bali nomor KEP/550/IX/2019 tanggal 9 September 2019 tenang pemberhentian dan pengangkatan dari jabatan lama dan diangkat dalam jabatan baru di lingkungan Polda Bali.

Salah satunya Kasat Intelkam Polres Bangli yang sebelumnya di jawab Bangli AKP I Made Dayendra digantikan oleh AKP Made Budiarta. “AKP Made Dayendra ditunjuk jadi Kasat Intelkam Polres Buleleng. AKP I Made Budiarta dulunya Kanit Intelkam Polsek Denpasar Barat, Polresta Denpasar,” ungkap Sulhadi.

Kapolres Bangli, AKBP Agus Tri Waluyo, mengucapkan terima kasih kepada pejabat lama yang telah berdedikasi terhadap tugas-tugas yang diemban. “Kepada pejabat lama yang pindah kami mengucapkan terima kasih, dan jangan pernah lupakan jalinan kekeluargaan yang telah terjalin selama ini,” pesannya.

Pihaknya berharap dengan pergantian pejabat di lingkungan Polres Bangli membawa suasana baru serta dapat memajukan Polres Bangli. “Kepada pejabat baru agar segera beradaptasi di lingkungan baru serta laksanakan tugas sebaik-baiknya. Masih banyak tugas yang harus diselesaikan,” pungkas Kapolres. (*)

Keliling Bali
Bali Tribune/sam. Acara sertijab tiga pejabat utama Polres Bangli, Rabu (18/09/2019).
AA Samudra Dinata

Hanya Berselang Sehari, Perairan Nusa Penida Kembali Makan Korban

$
0
0
Balitribune.co.id | Semarapura - Seorang turis asal Malaysia, Shahfulnizam Bin Jamaludin (40) nyawanya tak bisa diselamatkan lantaran terseret arus. Peristiwa itu terjadi di Pantai Diamont Banjar Pelilit, Desa Pejukutan Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Rabu (18/9) kemarin.   
 
Kejadian naas ini merupakan peristiwa kedua karena sehari sebelumnya (17/9) dua orang wisatawan asing juga tewas lantaran dihantam ombak ganas di perairan Devil Tears, Nusa Penida.
 
Kapolsek Nusa Penida Kompol Komang Reka Sanjaya membenarkan peristiwa tersebut. Menurut Reka Sanjaya, peristiwa itu terjadi pada pukul 12.30 Wita berdasarkan informasi yang diterimanya dari I Wayan Widiana (25) warga Banjar Biaung Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida pada pukul 13.00 Wita.
 
Korban sebagai pemegang pasport Nomor A40822986, ini menginap di Villa Travelly Dusun Ceningan, Desa Lembongan.
 
Disebutkan bahwa saksi yang mengetahui peristiwa naas itu adalah Sharlene binti Sharifuddin (37) yang adalah isterinya sendiri juga seorang warga Malaysia dan pemegang paspor A50332642. Saksi lainnya I Kadek Rano, dan I Nyoman Bawa.
 
Awal mula kejadian itu, kata Reka Sanjaya,  Rabu siang kemarin sekitar pukul 12.15 korban bersama istrinya Sharlene Binti Sharifuddin, berkunjung ke obyek wisata Pantai Diamont Banjar Pelilit. 
 
Di sana korban berenang seorang diri sementara isterinya duduk bersantai di bibir pantai. Namun berselang beberapa saat kemudian, korban dihantam ombak besar sehingga terbawa arus ke tengah laut. Meski begitu, korban masih tetap bertahan dengan berenang mengambang selama kurang lebih satu jam di sekitar perairan pantai Diamont. 
 
Namun karena kuatnya arus laut dan tingginya ombak yang semakin membesar besar terus menghantam korban akhirnya korban tak kuat lagi sehingga tenggelam. Di saat itu, saksi I Kadek Rano, dan I Nyoman Bawa dengan menggunakan jukung melakukan pertolongan dengan cara mengangkat korban ke atas jukung.
 
Sayangnya,  saat korban di angkat sudah dalam kondisi  tidak sadarkan diri  dan wajahnya sudah membiru. Korban kemudian dievakuasi ke Puskesmas Nusa Penida I namun sayang nyawanya tak bisa tertolong lagi. 
 
“Kini jenazah korban dititipkan di Ruang Jenazah RS Pratama Nusa Penida, sambil menunggu keputusan pihak keluarga dan Konsulat Malaysia, jelas Kompol Reka Sanjaya.(u) .
Keliling Bali
Bali Tribune/ Korban saat ditolong warga kondisi sudah membiru
News Group: 
Ketut sugiana

Anggota TNI Kodim 1623 Karangasem Jalani Tes Urine

$
0
0

Balitribune.co.id | AMLAPURA - Sebanyak 159 anggota TNI yag bertugas di Kodim 1623/Karangasem mengikuti tes urine, Rabu (18/09/2019). Tes dilakukan untuk memastikan anggota militer itu bersih dan tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Anggota Kodim dari seluruh Koramil di Karangasem hanya diminta hadir di Makodim Karangasem di pada pagi hari itu.

Setelah dikumpulkan dalam satu ruangan, anggota TNI ini diberikan pengarahan hingga akhirnya petugas dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karangasem tiba di Makodim. Kedatangan petugas BNNK Karangasem mengejutkan anggota di ruangan itu karena mereka sama sekali tidak mendapat informasi soal akan diadakannya pemeriksaan urine.

Usai pengarahan yang diberikan oleh Kasdim 1623/Karangasem, Mayor Czi Shobirin Setio Utomo, anggota berbaris antre untuk mengisi data dan menerima tabung kaca untuk menampung urine. Dengan mennggunakan metode rapid test, petugas BNNK kemudian memeriksa setiap urine di dalam tabung kaca yang telah diserahkan ke masing-masing anggota.

“Kami bekerja sama dengan BNNK Karangasem. Ini bukti keseriusan Kodim 1623 dalam pemberantasan peredaran gelap narkoba,” tegas Mayor Czi Shobirin Setio Utomo. Pemeriksaan urine ini dilakukan terhadap semua anggota TNI, PNS di lingkungan Kodim 1623 Karangasem. “Ada 159 anggota yang menjalani tes urine. Ada beberapa yang harus jaga di Koramil.

Anggota yang tidak bisa menjalani tes urine kali ini nantinya akan menjalani test urine lanjutan. Tes urine ini merupakan perintah dari pimpinan dan rencananya akan dilaksanakan secara rutin setiap tiga bulan sekali. Untuk hasilnya sendiri, seluruh anggota yang menjalani tes urine, seluruhnya dinyatakan negatif menggunakan narkoba oleh BNNK Karangasem. (*)

Keliling Bali
Bali Tribune/ags. Anggota TNI Kodim 1623 Karangasem menjalani tes urine oleh BNNK Karangasem.
News Group: 
Hussein Hardiansyah

Pengerjaan Jembatan Gubug-Bongan Capai 65 Persen

$
0
0
Pengerjaan Jembatan Gubug-Bongan Capai 65 Persen

Balitribune.co.id | TABANAN - Pengerjaan jembatan yang menghubungkan Desa Gubug dan Desa Bongan kini sudah mencapai 65 persen. Pengerjaan jembatan tersebut merupakan kegiatan Pra-TMMD ke-106 Kodim1619/Tabanan. Saat dikonfirmasi, Komandan Kodim 1619/Tabanan, Letkol Inf Toni Sri Hartanto, menerangkan, tahap pengerjaan jembatan sudah mencapai 65 persen.

Pemasangan ulat besi 25 mm dan perakitan besi 22 mm sudah mencapai 100 persen. Sementara, pengerjaan blok papan samping kiri kanan jembatan baru mencapai 67 persen. “Sampai hari ini pengerjaan jembatan sudah mencapai 65 persen,” kata Dandim. TMMD ke 106 yang dilaksanakan Kodim 1619/Tabanan antara lain pembuatan jembatan sepanjang 17 meter, lebar 5,5 meter.

Kemudian, pembuatan jalan baru sepanjang 65 meter, lebar 3 meter tebal 0,12 meter serta betonisasi. Urgensi pemililihan sasaran TMMD tersebut dilihat dari sisi pendidikan guna mencegah dan mengurangi korban lalu lintas. Oleh sebab itu, jembatan dibuat sebagai jalan pendekat (potong) bagi anak sekolah yang biasanya memerlukan waktu selama satu jam bisa ditempuh lima belas menit.

Dari sisi sosial, ini jalan pendukung kedua Desa dalam komunikasi sosial dan silaturahmi. “Ditinjau dari segi ekonomi juga dapat memperlancar tranportasi hasil pertanian dari dan menuju Desa Gubug-Bongan, sehingga dapat meningkatkan nilai jual hasil pertanian. Juga nilai jual tanah yang ada di sekitar wilayah yang jadi sasaran TMMD,” pungkas Letkol Toni. (*)

Keliling Bali
Bali Tribune/jin. Pengerjaan jembatan yang menghubungkan Desa Gubug dan Desa Bongan sudah mencapai 65 persen.
Komang Arta Jingga

Kafe Radja’s Seririt Terbakar

$
0
0
Kafe Radja’s Seririt Terbakar

Balitribune.co.id | SINGARAJA - Keberadaan Cafe Bar and Karaoke Radja's di Wilayah Dusun Tamansari, Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt, cukup melegenda. Di masa keemasannya, pernah menjadi ikon bagi penyuka dunia malam. Seiring waktu, pamor kafe yang terletak di samping Lapangan Umum Seririt itu pelan-pelan meredup.

Lama tak terdengar kabarnya, tiba-tiba publik dikejutkan dengan terbakarnya kafe milik mantan anggota DPRD Buleleng, De Puk (alm). Rabu (18/09/2019) sekitar pukul 10.30 wita, warga yang tinggal di seputaran kafe tersebut dikejutkan dengan membumbungnya asap menghitam yang keluar dari kafe yang tertutup.

Di tengah kepanikan, beberapa warga mencoba mendobrak pintu kafe yang kini dikelola Putu Deva Valentino (24) warga Dusun Sari Mekar, Desa Bubunan. Api yang sumbernya diduga dari room 2 dengan cepat menyebar ke ruangan lainnya. Warga berusaha memadamkan api. Ada juga yang menghubungi petugas pemadam kebakaran.

Seorang saksi, Luh Surya Dewi (26), warga Banjar Dinas Kajanan, Desa Joanyar, menuturkan, saat asap terlihat dari room 2 dan terus merembet ke room 3, ia berusaha memadamkan api sambil menghubungi petugas pemadam kebakaran. “Setelah api membesar dan mulai merembet ke room 3, mobil pemadam kebakaran datang,” ujarnya.

Dikonfirmasi soal peristiwa terbakarnya Kafe Radja, Kapolsek Seririt, Kompol Made Uder, seizin Kapolres Buleleng, AKBP Suratno, mengungkapkan, dua unit room berukuran 4 x 4 bagian dari kafe ikut terbakar bersama sound system,” jelas Kapolsek. Butuh waktu sekitar dua jam bagi petugas pemadam untuk menjinakkan api tersebut.

Kapolsek mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan sumber api berasal. Termasuk merinci kerugian yang ditaksir mencapai Rp 150 juta lebih. “Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Anggota di lapangan masih membantu mematikan api. Kami pastikan tidak ada korban jiwa dan korban luka dalam peristiwa ini,” ujarnya. (*)

Keliling Bali
Bali Tribune/war. Cafe Radja's yang legendaris di Singaraja, terbakar pada Rabu (18/09/2019).
Chairil Anwar

Lakukan Pemerasan, Kelian Banjar Dinas Divonis 2 Tahun 4 Bulan

$
0
0
Balitribune.co.id | Bangli - Sidang kasus pemerasan yang dilakukan Kelian Banjar Dinas  Sudihati  Dahlan (45)  dan Kelian Banjar Adat Sudhiati Kecamatan Kintamani  Ali Usman yang digelar  di PN Bangli  memasuki agenda pembacaan putusan dari Majelis Hakim, Kamis (19/9).
 
Dalam  amar putusan yang dibacakan  Ketua Majelis Hakim Redite Ika Septina memvonis terdakwa Dahlan dengan pidana penjara selama 2 tahun 4 bulan. Sedangkan terdakwa Ali Usman divonis 1 tahun 4 bulan.
 
 Adapun vonis yang dijatuhkan majelis hakim lebih ringan dari tutuntan Jaksa Penuntut Umum dimana dalam sidang sebelumnya terdakwa Dahlan dituntut 4 tahun penjara dan terdakwa Ali Usma dituntut 2 tahun penjara.
 
Dalam amar  putusanya majelis hakim sepakat dan sependapat dengan dakwan yang diajukan oleh JPU dimana perbuatan terdakwa  sebagiaman diatur dan diancam pidana dalam pasal 368 ayat (1) KUHP Jo.Pasal 55 Ayat (1) ke-1KUHP tentang tindak pidana pemerasan secara bersama- sama. Atas vonis yang dijatuhkan majelis hakim  baik terdawa Dahlan maupun Ali Usma menyatakan menerima, sementra JPU Gadis Arisa  SH menyatakan pikir- piker.
 
Pantauan koran ini nampak beberapa  orang  dari kerabat terdakwa sudah sejak  pukul 09.00 Wita  merapat di PN Bangli. Sementara sidang baru mulai sekitar pukul 12.30 wita. Begitu majelis hakim membacakan vonis nampak beberpa dari kerabat terdakwa yang mengahadiri sidang sontak menangis. 
 
Mereka tidak menyangka kalau kerbatanya divonis tinggi. Saya tidak menyangka divonis tinggi harapan satu- satunya agar tetap sehat dan tegar  dalam menjalani hukuman, ujarsalah seorang kerabat terdakwa.
 
Seperti diberitakan sebelumnya terdakwa Dahlan selaku kelian Banjar Dinas Sudihati, Kecamatan Kintamani dan Ali Usman selaku Kelian Banjar Adat Sudihati ditangkap oleh Sat Reskrim Polres Bangli saat melakukan operasi tangkap tangan pada tanggal 9  Mei 2018. 
 
Dalam aksinya kedua terdakwa melakukan pendataan dan pengawasan penduduk pendatang di Dusun Sudihati. Caranya  dengan membuat formulir berupa rekomendasi kelian dinas Sudihati dan dalam surat pernyataan untuk menjadi penduduk desa dipungut Rp 350 ribu. Sedangkan kepada penduduk pendatang yang sudah lama tinggal di banjar Sudihati dikenakan pungutan Rp50 ribu. 
 
Sementara tindakan kedua terdakwa tidak melalui musyawarah bersama dengan masyarakat banjar. Jadi tindakan mereka di luar pengetahuan warga masyarakat banjar.
 
Apabila penduduk pendatang tidak memenuhi kewajiban tersebut akan dikenakan sanksi yaitu diusir secara paksa dari banjar Sudihati. Sementra berdasarkan Perda Kabupaten Bangli nomor 6 tahun tahun 2012 tentang penyelenggaraan administarsi kependudukan yang berwenang menerbitkan dokumen kependudukan adalah Disdukcapil Bangli yang berdasarkan amanat Undang- undang Nomor 23 tahun 2006 tentang adminstrasi kependudukan penerbitan SKTS  maupaun dokumen kependudukan lainya tidak dikenakan biaya. (u) 
Keliling Bali
Bali Tribune/ Terdakwa Dahlan (kiri) dan Ali Usman (kanan) saat mengikuti sidang dengan agenda pembacaan putusan dari majelis hakim di PN Bangli, Kamis (19/9).
News Group: 
Agung Samudra

Dituding Caplok Tanah Warga, Bendesa Pekutatan Disomasi

$
0
0
 Dituding Caplok Tanah Warga, Bendesa Pekutatan Disomasi

Balitribune.co.id | NEGARA - Setelah berpolemik, pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di timur Jembatan Pulukan, Banjar Pasar, Desa Pekutatan, akhirnya berbuntut sengketa. Setelah disomasi oleh warga yang tinggal di lokasi lahan pembangunan TPS itu, Bendesa Adat Pekutatan, I Made Jangkep Ariasa, meminta petunjuk kepada Bupati Jembrana, I Putu Artha.

Sempat dipertanyakan warga, polemik pembangunan TPS di tanah pelaba desa adat terus bergulir. Warga menuding desa adat mencaplok lahan warga untuk dijadikan pelaba desa adat. Somasi dilayangkan ke Bendesa Adat Pekutatan, I Made Jangkep Ariasa. Selaku ahili waris pemilik lahan, Kadek Adi Wijaya, mengaku tanahnya dicaplok tanpa sepengetahuannya.

Somasi dilayangkan oleh Caritas Law Office selaku kuasa hukum dari pemilik lahan. Kuasa hukum warga, I Gusti Ngurah Komang Karyadi, memaparkan, historis tanah 48 are milik kliennya itu bermula dari penyerahan lahan kepada desa untuk menjadi objek landreform kepada para petani atau penggarap oleh PT Pulukan, pada pipil 752 yang dikeluarkan tahun 1982.

Salah satunya untuk Pan Wija yakni kakek dari kliennya. Namun pensertifkatan tidak tuntas lantaran salah satunya tidak mendapat rekomendasi desa. Pada kenyataannya dilakukan pensertifikatan oleh pihak desa setempat. "Maka proses tersebut (pensertifikatan) sebagai bentuk pencaplokan hak rakyat atas nama adat. Padahal sudah ada hak-hak di atasnya," kata Karyadi.

Warga pun sudah membayar pajak sejak tahun 1982. Ia mengaku ada beberapa poin dalam somasi yang dilayangkan, salah satunya pencaplokan tanah tanpa seizin pemilik resmi. Terlebih penerbitan sertifikat namun pipil masih atas nama Pan Rija. "Kami somasi ke aparatur negaranya. Terutama Bendesa adat Pekutatan atas pencaplokan tanah terhadap klien kami ini," ujarnya.

Bendesa adat selaku tersomasi, menurutnya, telah melakukan perbuatan melawan hukum seperti pemasangan papan nama di atas lahan milik kliennya. Bahkan, sudah jadi bagian dari sertifikat milik I Nyoman Sudanarama dan jadi tanah pelaba pura seluas 6.420 meter persegi. "Proses sertifikasi tidak melalui pengurus adat dengan klien kami sebagai pemilik tanah," katanya.

Tahu-tahu, kata dia, sudah menjadi bagian dari sertifikat. "Anehnya lagi, bahwa yang tinggal di atas lahan 48,1 are disebut sebagai penumpang oleh Bendesa," jelasnya. Kliennya kini meminta segala kegiatan yang dilakukan pihak desa di atas lahan tersebut dihentikan. "Jika hingga Kamis (19/09/2019) aktivitas tidak dihentikan kami akan bawa ke jalur hukum," tandasnya.

Bendesa Adat Pekutatan, I Made Jangkep Ariasa, mengaku telah menemui Bupati Jembrana, I Putu Artha, untuk meminta petunjuk terkait somasi tersebut. Pensertifikatan, kata dia, sudah dilakukan sesuai prosedur, mulai sosialisasi ke krama di sekitar lokasi dan paruman sabha desa sudah menyetujui pensertifikatan tanah yang disebutnya milik Pemprov Bali tersebut.

"Kami meminta ke provinsi dan mendapatkan rekomendasi. Makanya kami sertifikatkan," ujarnya. Pihaknya pun sudah melakukan paruman kertha desa menyikapi pipil yang dimiliki oleh warga. Seluruh pemucuk tidak pernah mengetahui pipil yang terbit tahun 1982 itu. "Kami akan segera melakukan rapat sabha desa, bagaimana kronologis warga ada di sana," kata Ariasa. (*)

Keliling Bali
Bali TribuneBali Tribune/pam. Lahan pembangunan TPS di timur Jembatan Pulukan yang kini jadi objek sengketa.
News Group: 
Putu Agus Mahendra

Produsen Arak Mengadu ke DPRD

$
0
0
Balitribune.co.id | Amlapura -  Merasa sudah capek lantaran harus kucing-kucingan dengan polisi, sejumlah perwakilan produsen arak tradisional di Kecamatan Sidemen, Jumat (20/9) kemarin, mendatangi gedung DPRD Karangasem. 
 
Mereka bermaksud menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kehadapan para wakil rakyat tersebut mengenai permasalahan yang mereka hadapi selama ini. Dengan begitu, diharapkan para wakil rakyat ini dapat memfasilitasi pertemuan dengan Gubenur Bali Koster.
 
Tiba sekitar pukul 10.00 Wita,  sejumlah produsen arak tradisional yang diwakili I Ketut Wika yang juga Bendesa Adat, Desa Kebung, Sidemen ini, diterima langsung oleh Ketua DPRD Karangasem, I Gede Dana dan sejumlah anggota dewan lainnya untuk berdialog di ruang transit Ketua DPRD.
 
Dalam pertemuan tersebut, Ketut Wika menyampaikan berbagai permasalahan yang selama bertahun-tahun dihadapi oleh petani perajin arak tradisional di Sidemen. Menurut Ketut Wika, aparat kepolisian juga sering melakukan razia atau menggerebeg tempat usaha para perajin arak bali di wilayah tersebut.
 
Selama ini sering ada penggerebekan tempat usaha perajin arak di Sidemen oleh aparat dari kepolisian,” aku Ketut Wika. Itulah sebabnya, mereka meminta agar ke depannya tidak ada lagi penggerebekan seperti itu.
 
Alasannya menurut Wika, kondisi topografi wilayah yang minim lahan basah, membuat warga di Sedimen harus memutar otak dan berupaya keras mencari sumber penghasilan lain guna menghidupi keluarga.
 
Dan salah satu potensi alam yaitu pohon aren dan lontar yang banyak tumbuh di wilayah perbukitan. Dan itu yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memproduksi arak dengan kualitas terbaik. 
 
Jadi menyadap tuak dari pohon nira atau lontar sudah menjadi kebiasaan dan aktifitas rutin warga di wilayah ini. Dimana tuak atau lau tersebut kemudian diproses secara tradisional sehingga menjadi arak dengan kwalitas yang cukup bagus. Ini kemudian membuat arak hasil produksi perajin arak di Sidemen paling diburu, baik untuk keperluan upacara, obat maupun untuk diminum.
 
Hanya saja sulitnya mendapatkan izin usaha sehingga  membuat para perajin harus sering berurusan dengan aparat kepolisian, utamanya saat hendak menjual arak hasil produksi mereka. 
 
Sementara itu Ketua DPRD Karangasem, I Gede Dana mengaku pihaknya akan meneruskan aspirasi perajin arak di Sidemen tersebut kepada Gubernur Bali. Kita akan sampaikan aspirasi ini ke Bapak Gubernur, tegasnya. 
 
Nah, jadi sebelum Pergub tentang legalisasi arak tradisional ini disahkan, para perajin arak di Karangasem memohon untuk difasilitasi oleh DPRD Karangasem untuk beraudiensi dengan Gubernur Bali.
 
Sebagaimana diketahui bahwa memproduksi dan menjual arak merupakan mata pencaharian sebagian besar warga di sejumlah desa di Kecamatan Sedimen.Hanya saja, hasil produksi arak tradisional warga di Sidemen ini belum bisa dipasarkan secara legal, lantaran terbentur aturan dan izin produksi daedar.(u) 
Keliling Bali
Bali Tribune/ Para petani saat menyampaikan unek-uneknya kepada Ketua dan anggota DPRD Karangasem di Gedung Dewan, Jumat (20/9) kemarin.
News Group: 
Redaksi

Literary Toya Bungkah Festival sebagai Ajang Promosi Pariwisata

$
0
0
Balitribune.co.id | Bangli - Sebuah acara bertaraf internasional, Literary Toya Bungkah Festival 2019, digelar di Anjungan Amphi Teathre Penelokan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Sabtu (21/9). 
 
Festival yang digagas Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark (BPPBUGG) tersebut menghadirkan penyair  luar negeri dan tokoh sastra Indonesia.
 
Festival yang berlangsung 21-22 September ini dimeriahkan penyair luar negeri, yakni Frank Keizer asal Belanda, dan Vincent Tholomé dari Belgia. Serta sejumlah peyair tokoh sastra Indonesia seperti Sindu Putra dari Mataram, dan Sunlie Thomas Alexander asal Yogyakarta. Sementara itu, penyair dari Bali seperti Warih Wisatsana, Tan Lioe Ie, Wayan Jengki Sunarta. Hadir juga Umbu Landu Paranggi yang memberikan wejangan kepada para generasi muda sastra peserta acara tersebut.
 
Ketua BPPBUGG, Wiwin Suyasa mengungkapkan festival ini bertujuan untuk membangkitkan kembali geliat sastra di wilayah Kintamani. Seperti diketahui  wilayah ini pernah menjadi pusat perkembangan kesusastraan Indonesia pada tahun 1970-an. 
 
Kala itu perintisnya adalah penyair legendaris Indonesia, Sutan Takdir Alisjahbana pada tahun 1973. “Melalui event ini, kami ingin membangkitkan kembali leterasi di wilayah ini,” jelasnya.
 
Dalam festival ini juga diluncurkan antalogi puisi “Tutut Batur” yang dikurasi oleh Dewa Putu Sahadewa, Gde Artawan, dan Wayan Jengki Sunarta, dan pengantar langsung oleh Penyair  Umbu Landu Paranggi. 
 
Festival ini diisi dengan berbagai agenda seperti pembacaan puisi, workshop penulisan puisi, yang melibatkan tokoh-tokoh sastra dan para siswa dari beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Kintamani. 
 
“Kami juga melaksanakan kemah, untuk bisa lebih banyak lagi belajar tentang puisi,” ujarnya. Dilibatkan para siswa, dimaksudkan untuk menarik minat siswa terhadap sastra, untuk saat ini berfokus pada puisi. 
 
Selain itu, festival tersebut juga dihadiri oleh Prof I Gede Pitana dari Kementerian Pariwisata. Dalam kesempatan tersebut Prof Pitana sangat mengapresiasi festival Toya Bungkah Leterary ini. Selain untuk membangkitkan kesusastraan di Kintamani khususnya, tetapi sebagai ajang promosi pariwisata. 
 
Dalam festival ini tidak hanya dihadiri oleh sastrawan dari Bangli dan Indonesia tetapi ada dari mancanegara. Pihaknya menyebutkan, pelaksanaan festival sebuah investasi dan diharapkan ini bisa berkelanjutan. 
 
“Pelaksanaan sebuah festival tidak hanya dilihat saat pelaksanaan saja, namun dampaknya kedepan. Ini seperti sebuah investasi,” ujarnya. Prof Pitana berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya.
 
Hal senada juga diungkapkan General Manager BUGG, IB Gede Giri Putra, menurutnya dengan dilaksanakan kegiatan ini, maka akan semakin banyak karya tulis yang bisa dinikmati. Bahkan pihaknya berkeinginan jika, tahun berikutnya lebih banyak lagi karya terkait BUGG dan Kintamani. “Kintamani tidak bisa dipisahkan dari perkembangan pariwisata Bali,” sebutnya.
 
Dewa Putu Sahadewa salah satu kurator menyebutkan, sejak diumumkanya undangan di media sosial, setidaknya ada 300-an puisi dari 115 orang peserta dari berbagai daerah yang masuk ke panitia. “Dari ratusan puisi tersebut selanjutnya diseleksi, sehingga tim kurator memutuskan dan menetapkan sebanyak 35 puisi dari 30 peserta yang dijadikan buku antalogi puisi “Tutur Batur,” jelasnya. 
 
Para penyair yang puisinya masuk dalam buku “Tutur Batur” tersebut antara lain: Alit S. Rini, Bambang Widiatmoko, DG Kumarsana, Fakhrunnas MA Jabbar, I Made Suantha, I Nyoman Wirata, IDK Raka Kusuma, Ketut Syahruwardi Abbas, AA Mas Ruscitadewi, Nuryana Asmaudi SA, Nyoman Sukaya Sukawati, dan sejumlah penyair Indonesia lainnya. Para penyair yang sempat hadir juga membacakan puisinya pada puda acara tersebut. (u)
Keliling Bali
Bali Tribune/ Pembukaan Literary Toya Bungkah Festival di Anjungan Amphi Teathre Penelokan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Sabtu (21/9).
News Group: 
Agung Samudra

Kegiatan Pengabdian Skin PPPUD Ristekdikti UNUD

$
0
0
balitribune.co.id | Gianyar - Kementerian Riset dan Teknologi (KEMENRISTEKDIKTI) melalui Universitas Udayana di Bali setiap tahun selalu mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pada tahun 2019 ini, salah satu kegiatan tersebut berada dalam skema Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) dengan judul “IbPE UMKM Kerajinan Anting dan Liontin Organik Khas Bali dari Limbah Tanduk dan Tulang Hewan di Bali” yang merupakan skim pengabdian usulan tahun 2018 dan dilaksanakan tahun 2019 yang juga merupakan tahun ketiga dari rencana tiga tahun sampai tahun 2019.
Tujuan Kegiatan ini selain menjalankan kewajiban Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat juga melakukan kegiatan nyata dengan melakukan pendampingan UMKM Kerajinan berbahan dasar Limbah Tanduk dan Tulang Hewan yang ada di wilayah Desa Sareseda, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. 
 
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis sesuai konsep NAWA CITA dari Bapak Presiden Joko Widodo. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besar rakyat Indonesia, khususnya dalam hal penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan.
Salah satu jenis UMKM yang paling banyak di wilayah bali adalah industri kerajinan, karena banyak diminati wisatawan asing terutama UMKM yang bergerak di bidang produksi kerajinan anting dan liontin ukiran khas Bali. Dalam kegiatan PPPUD ini yang didampingi adalah mitra UMKM yaitu UMKM Milik Bapak I Wayan Juita Adiputra.
 
Berdasarkan hasil survey dan wawancara, banyak permasalahan yang dihadapi UMKM yang ada di Bali khususnya yang dialami oleh kedua mitra, yang sangat memerlukan solusi atau pendampingan usaha.
Kegiatan PPPUD di tahun ketiga ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu Survey untuk mengetahui kondisi existing mitra, pengenalan dan pendampingan dalam pemanfaatan dan penerapan sarana IT/teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan oleh UMKM sebagai mitra. Serta mengupayakan proses produksi yang memperhatikan keamanan kerja serta mengupayakan perlindungan hukum untuk desain kerajinan. Penerapan aplikasi teknologi yang digunakan adalah teknologi E-Commerce serta e-Katalog dengan menggunakan media internet yang merupakan aplikasi jual beli online berbasis mobile didampingi salah satu dosen Program Studi (Ps) Teknik Informatika Universitas Udayana yaitu Bapak I Gusti Agung Gede Arya Kadyanan, S.Kom.,M.Kom.
 
Kegiatan yang kedua adalah Pelatihan dan pendampingan Manajemen usaha UMKM dalam hal pengelolaan Usaha UMKM dan keuangan serta aset UMKM dengan mengunakan aplikasi komputer, yang diberikan oleh Ibu Ketut Sutrisna Dewi, S.E.,M.M.,Ak. yang merupakan staf pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Kemudian pelatihan berbantuan alat/komputer serta sejumlah perangkat untuk koneksi internet untuk menunjang proses desain produk kerajinan yang juga dapat dimanfaatkan untuk proses pemasaran produk, pengelolaan cash flow, serta pencarian bahan baku kerajinan.
Serta kegiatan Pendampingan kemampuan manajemen khususnya dalam pemanfaatan media online untuk menunjang kegiatan ekspor yang di dampingi oleh ibu Ketut Sutrisna Dewi, S.E.,M.M.,Ak. yang merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Diharapkan dengan kegiatan pengabdian PPPUD ini, dapat mendorong produktifitas penjualan produk kerajinan domestik maupun peningkatan nilai ekspor untuk produk unggulan daerah.
Keliling Bali
Bali Tribune/Kegiatan Pengabdian Skin PPPUD Ristekdikti UNUD
Redaksi

Terbelit Masalah Ekonomi, Tenggak Cairan Kimia

$
0
0
Terbelit Masalah Ekonomi, Tenggak Cairan Kimia

Balitribune.co.id | NEGARA - Kasus bunuh diri kembali terjadi di Jembrana. Kali ini seorang bapak nekad menghakhiri hidupnya dengan cara menenggak cairan air kimia. Sempat dilarikan ke Puskesmas I Pekutatan dan mendapat perawatan di RSU Negara, namun nyawa korban tidak dapat diselamatlkan. Diduga kasus ulah pati ini dilatarbelakangi oleh permasalahan ekonomi.

Aksi bunuh diri itu dilakukan I Wayan Satra (38), warga Banjar Bangli, Dasa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo. Kejadiannya diketahui Sabtu (21/09/2019) sekira pukul 23.00 Wita. Sebelum melakukan bunuh diri, istri korban, Ni Kadek Putri (29), melihat korban sedang membawa gelas plastik warna orange masuk ke kamarnya, ketika ditanya dia mengatakan itu obat.

Saat menidurkan anaknya di kamar tidur, istri korban mendengar suara benda terjatuh di kamar sebelah. Istri korban langsung mengecek dan mendapati suaminya sudah dalam keadaan terlentang di lantai dengan posisi tengadah. Membujur dari selatan ke utara, kepala di selatan dan kaki di utara mengenakan celana panjang training warna biru, celana dalam warna hitam.

Saat itu kondisi korban masih bernafas serta sempat berbicara dengan istrinya. Sedangkan di samping tubuh korban terdapat gelas plastik warna orange yang dibawa sebelumnya. Istrinya langsung memanggil kelian banjar setempat, I Ketut Agus Kanten, untuk meminta pertolongan. Korban segera dibawa ke Puskesmas Pekutatan bersama kakak korban, I Ketut Murta (44).

Namun karena kondisinya tidak stabil, korban dirujuk ke IGD RSU Negara. Setelah dilakukan tindakan intensif, korban dinyatakan meninggal dunia Minggu (22/09/2019) sekira pukul 05.00 wita. Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yogie Paramagita, ketika dikonfirmasi, mengatakan, dari hasil olah TKP oleh tim Inafis Polres Jembrana ditemukan barang bukti sebuah obeng hitam.

Juga sebuah gelas plastik warna orange berisi sisa bekas cairan, sebuah aki sepeda motor di depan dapur korban yang airnya sebagian sudah berkurang serta didekat jalan ditemukan dua botol air mineral kosong beraroma bensin. Dari pemeriksaan oleh dokter RSU Negara, korban dinyatakan mengalami kerusakan lambung dan sempat muntah darah akibat air aki yang korosif.

Sedangkan dari pemeriksaan fisik korban oleh Unit Inafis Sat Reskrim Polres Jembrana diketahui pada tubuh korban yang tinggi badannya 155 cm tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Dari keterangan istri korban, diduga korban nekat bunuh diri akibat masalah ekonomi. Korban sendiri diakui istrinya sangat tertutup. Selalu memendam masalah sendiri, jarang mau bercerita. (*)

Keliling Bali
Bali Tribune/pam. Tim Inafis Polres Jembrana melakukan olah TKP terkait kasus bunuh diri Mendoyo, Jembrana.
Putu Agus Mahendra

Distanak Gianyar Buru Anjing Liar Pemangsa Godel

$
0
0
    Gianyar Buru Anjing Liar Pemangsa Godel

Balitribune.co.id | GIANYAR - Menyikapi keresahan peternak di Desa Taro dan Sebatu atas serangan anjing liar terhadap anakan sapi (godel), tim eliminasi (pemburu) akhirnya diturunkan, Minggu (22/09/2019). Hari pertama survei oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Gianyar, sedikitnya lima ekor anjing telah didata dan akan diburu bersama masyarakat.

Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Distanak Gianyar, I Nyoman Arta, mengatakan, di hari pertama, pihaknya telah melakukan pengamatan untuk memastikan penyebab tewas sejumlah godel secara mengenaskan. “Dari amatan kami, pembunuh godel -godel ini adalah ulah anjing liar. Karena itu, kami bersama warga akan melakukan eliminasi terhadap anjing liar,” ujarnya.

Untuk sementara, pihaknya mendata di areal tegalan memang ada anjing liar sebanyak lima ekor. Anjing predator ini akan diburu dan dieliminasi. Terlebih, tidak ada warga yang berani mengadopsi anjing-anjing liar ini. “Anjing liar ini rata-rata memiliki sifat agresif dan sangat membahanyakan. Gerombolan anjing iar ini juga dipastikan tidak memiliki riwayat vaksinasi rabies,” terangnya.

Berdasarkan informasi masyarakat, keberadaan anjing liar yang meresahkan para warga ini tidak terlepas dari kecenderungan masyarakat yang suka memelihara anjing saat masih anakan atau disebut kuluk. Setelah dewasa dan tidak lucu lagi, lantas dibuang sembarangan di tegalan. Belum lagi anjing yang betina. Biasanya, anjing tersebut sudah ditelantarkan saat masih anakan.

Terkait jadwal pemburuan, PPL dan warga setempat masih mencari waktu yang baik. Selain itu, mereka juga membutuhkan waktu untuk melakukan pengintaian, guna memastikan jumlah anjing liar di sana. Selanjutnya mencari lokasi sarang anjing-anjing liar tersebut. Warga setempat diharapkan berperan aktif melaporkan keberadaan anjing liar ini agar tak ada korban lagi. (*)

Keliling Bali
Bali Tribune/ata. Petugas PPL Distanak Gianyar melakukan pemantauan dan pendataan anjing liar pemangsa godel.
Nyoman Astana
Viewing all 11020 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>