

balitribune.co.id | Jembrana - Dalam rangka meningkatkan sinergitas antar kelompok PKK di tingkat provinsi serta kabupaten/kota se-Bali, Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster mengajak 12 Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Bali untuk melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Jembrana yang dikenal dengan sebutan Bumi Mekepung.
Untuk selanjutnya kunjungan serupa juga akan dilakukan di kabupaten lain, sementara pada kunjungan perdana di Kabupaten Jembrana, acara sinkronisasi tersebut dipusatkan di Gedung Kesenian Bung Karno Jembrana, Jumat (23/8).
Pada kesempatan itu, Ny Putri Koster yang akrab disapa Bunda Putri mengatakan, melalui kunjungan ini selain bertujuan untuk mensinergikan Program PKK dengan Program OPD Provinsi Bali, juga bertujuan untuk menggeser stigma bahwa Gerakan PKK hanya tanggung jawab dari Tim Penggerak PKK saja, melainkan harus menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.
Lebih lanjut, Bunda Putri mengatakan, guna mewujudkan keluarga yang sejahtera sampai pada lapisan terkecil masyarakat, dibutuhkan koordinasi dan komitmen dari berbagai sektor dan wilayah untuk menjaga kualitas, kuantitas pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban perekonomian serta sektor lainnya.
“Untuk itu melalui momentum ini saya mengajak OPD di Provinsi Bali, OPD di Kabupaten Jembrana, mari bersama-sama bergandeng tangan dan melangkah seirama dalam menjalankan program, sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Kita harus fokus pada pokok permasalahan sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru," ujarnya, menandaskan.
Sementara itu, Bupati Jembrana I Putu Artha menyatakan menyambut baik atas inisiasi Ketua TP PKK Provinsi Bali untuk melakukan sinkronisasi terhadap OPD di Kabupaten Jembrana. Ia berharap kegiatan ini akan membawa dampak positif bagi kemajuan gerakan PKK di Jembrana.
Putu Artha menyebutkan, di bawah koordinasi Ketua TP PKK Kabupaten Jembrana, pihaknya selama ini telah melakukan beberapa kegiatan yang berdasarkan 10 program pokok PKK, seperti penyelenggaraan Posyandu guna memastikan kesehatan bayi mulai dari dalam kandungan, mencegah terjadinya stunting dengan memperhatikan keberadaan gizi di Kabupaten Jembrana, serta berbagai macam program dan kegiatan lainnya.
“Untuk itu, saya berharap kegiatan sinergitas ini akan semakin memberikan dampak positif guna mewujudkan keluarga dan masyarakat yang sejahtera,” ujar Bupati Artha.
Pada kesempatan itu, Ny Putri Koster yang didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Jembrana dan Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Jembrana, melakukan peninjuan ke beberapa stand pameran yang telah disediakan oleh OPD di lingkungan Pemprov Bali dan OPD Kabupaten Jembrana.
Stand yang dikunjungi adalah pasar murah, stand pemeriksaan dan pembagian kaca mata gratis, IVA Test, pelayanan kependudukan dan tes kesehatan. Selain itu, dilakukan juga penyerahan bantuan setelan baju kepada 240 anggota yang tergabung dalam 6 sekaa gong di Kabupaten Jembrana, serta penyerahan bantuan bagi lansia dan beberapa bantuan lainnya.
balitribune.co.id | Gianyar - Tidak hanya dalam dunia marketing, pengusaan bahasa tubuh rupaya lebih efektif juga digunakan oleh petugas Satpol PP dari pada kata-kata dalam penanganan orang depresi ataupun orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Telebih, penderitanya adalah dua warga asing seperti yang ditangani oleh Petugas sat Pol PP Ganyar, I Wayan Nasta dan rekan-rakannya di kawasan Ubud, Minggu (25/8) kemarin. Meski tidak menguasai bahasa asing, pesan non-verba dari gerak tubuh membuat orang asing yang kerap agresif ini, luluh dan menurut saat dievakuasi ke RSJ Bangli.
Sejumlah pecalang didampingi Babinkantibmas Desa Lodtunduh Ubud, Minggu pagi berkordinasi ke Kataor Satpol PP Gianyar. Mereka tidak ingin perilaku salah seorang wisatawan asing yakni, Abdul Raazik (33), asal Inggris yang tinggal di sebuah villa di desa setempat semakian berulah. Terlebih dalam penangannya, sangat sensitif jika terjadi sesuatu. “Khawatirnya dia mengamuk saat kami amankan, karena itu kami minta bantuan petugas Pol PP,” ungkap salah seorang pecalang.
Atas laporan ini, Kadis Pol PP menugaskan I Wayan Nasta dan tim sebagai garda terdepan ke lokasi. Hingga di lokasi, tanpa persiapan khusus, Nasta langsung mendekati Raazik, yang sebelumnya sempat ngamuk-ngamuk tidak jelas itu. Dari kejauhan, Nasta memanggil orang asing itu dengan sebutan "Friend/ teman" dan selanjutnya tidak ada kata-kata asing lagi kecuali bahasa tubuh. Dari kejauhan Nasta dan Raazik pun terlihat akrab seperti sudah kenal lama. Setelah beberapa menit berkomunikasi isyarat, Raazik langsung luluh dan digiring naik ke mobil Satpol Pp.
Belum sempat beranjak dari lokasi, Petugas Pol PP ini juga disambangi oleh seorang warga yang melapokan keberadaan bule depresi di tempat lain. Sekali dayung menuju pulau, Nasta pun pindah ke Ubud kota. Warga lantas menunjukkan seorang warga asing yang sedang telanjang dada yang diketahui bernama Fransisicus Hendricus (45) asal Belanda. Meski tidak agresif, keberadaannya meresahkan lantaran sering meminta makanan ataupun rokok kepada warga yang sedang melintas.
Lagi-lagi dengan gaya khasnya, Nasta mendekat dengan sebutan Friend. Sembari berbagi rokok, dengan bahasa isyaratnya, mereka berdua langsung akrab. Namun kali ini Nasta membutuhkan waktu lebih banyak untuk merayu Franssicuss. Dengan menghabiskan beberapa batang rokok, Londo yang diduga defresi itu akhirnya menuruti permintaan Nasta untuk ikut naik ke mobil Pol Pp.
Kepala Dinas Pol PP dan Damkar Gianyar, I Made Watha, membenarkan, jika hari itu pihaknya menerima laporan keberdaan dua orang OGDJ berkewarganegaraan asing. Seperti biasa, pihaknya langsung berkoordiansi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk penangananya. “Setelah kedua orang asing ini kami amankan, kita langsung bawa ke Rumah Sakiat Jiwa di Bangli,” terangnya.
Mengenai penyebab kelakuan aneh bule ini, sebut Watha, umummya karena faktor ekonomi, kehabisan bekal. Disebutkan pula, pihaknua memang sering menerima laporan jika di kawasan Ubud banyak warga asing yang bertingkah. Selama mereka tidak merusak fasilitas umum atau melukai orang, pihaknya pun tak bisa mengangkut orang sembarangan. "Banyak bule, terutama yang tinggal di homestay-homestay, harus sabar menanganinya. Karena butuh pendekatan agar tidak terjadi keributan saat penanganannya,” pungkasnya. /uni