

Bali Tribune, Karangasem - Adanya pemberitaan dari salah satu media online tentang adanya warga miskin bernama Ni Nengah Menuh penderita stroke yang tidak memiliki biaya berobat yang beralamat di banjar Palasan Tumbu, Desa Tumbu, Karangasem direspon cepat oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Sosial Provinsi Bali. Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra segera berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Karangasem, Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk segera mengiririm tim untuk memberikan bantuan sementara kepada yang bersangkutan.
Ketika dihubungi via telepon di kantornya Dewa Gede Mahendra Putra Jumat (8/2) membenarkan bahwa tim yang terdiri dari Dinas Sosial Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinas Sosial kabupaten Karangasem telah turun ke lapangan untuk mengecek kebenaran berita tersebut dengan membawa bantuan sementara berupa, sembako, beras sejumlah uang dan mengajak tim medis untuk melakukan pemeriksaan medis terhadap Menuh.
Mahendra juga menjelaskan dari hasil pengecekan petugas Pustu Sraya Barat dapat diketahui bahwa yang bersangkutan sesuai dengan alamat kartu tanda penduduk (KTP) beralamat di Banjar Dauh Pangkung, Seraya Barat akan tetapi tinggal di Banjar Palasan Desa Tumbu, Karangasem. "Informasi dari Kepala Dusun Dauh Pangkung mengatakan bahwa kasus ini sudah pernah dilaporkan ke Dinas Sosial dan Dinas Sosial sudah pernah turun ke lokasi, pasien mempunyai jaminan kesehatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan sudah tiga kali masuk rumah sakit. Karena merasa kondisi kesehatannya dirasakan tidak ada perubahan dan kondisi ekonomi yang kurang serta tidak memiliki biaya untuk rawat inap, maka pasien menolak untuk rawat inap di rumah sakit” jelas Mahendra.
Mahendra menambahkan bahwa Tim medis juga melakukan pengecekan secara fisik apakah penderita memiliki kemungkinan diberikan bantuan kursi roda. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan kab. Karangasem agar penderita bisa mendapat perawatan secara rutin dengan kunjungan ke rumah secara periodik oleh petugas Puskesmas setempat serta meminta agar dikirim tim fisioterapi untuk memulihkan kondisi fisiknya. “Mudah2an dengan usaha yang telah dilakukan pemerintah, bisa meringankan beban dari keluarga Nengah Menuh” pungkas Mahendra
Seperti yang diberikan di Media Online Tribun Bali pada Kamis (7/2/2019) bahwa Ni Nengah Menuh (45) hanya terbaring lemas di kamar pengap berukuran 4x3 meter itu, Rabu (6/2/2019). Wajahnya pun terlihat pucat pasi serta setengah tubuhnya tak bisa bergerak lantaran ia mengalami stroke. Saat ditemui wartawan di kediamannya di Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangsem, Menuh tak bisa berbuat apa-apa. Makan dan minum harus dilayani oleh anaknya Ni Nyoman Sri Wahyuni, serta suaminya I Wayan Uti. Menuh hanya bisa berbaring di kasur tipis kusam yang ia jadikan sebagai alas tidurnya. Wahyuni mengatakan, ibunya menderita stroke sejak tiga tahun lalu. (ris)
Bali Tribune, Gianyar - Sanggar Widya Bhuana Aga, Belega, Blahbatuh kembali menggelar Gebyar Tari Bali. Penyelenggaraan yang ke dua belas ini, dibuka langsung Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, dihadiri Anggota DPRD Dapil Blahbatuh, Sekdakab Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya serta sejumlah pejabat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gianyar, Minggu, (10/2).
Ketua Panita Gebyar Tari Bali XII, I Komang Elen Juniadi mengatakan, untuk penyelenggaraan yang keduabelas ini, mengambil tema 'Yadnya Cakra ( kreativitas tiada henti ) dengan melibatkan 129 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Bali memperebutkan Piala Bupati Gianyar serta uang tunai sebesar Rp. 10 juta. Lomba dibagi dalam tiga katagori yakni, Katagori A dikuti oleh anak-anak 6 s/d 10 tahun dimana tarian yang dilombakan, Tari Puspanjali dan Tari Baris Tunggal, Katagori B dengan batas umur 10 s/d 14 tahun, melombakan Tarian Condong dan Tari Jauk Manis, serta Katagori C dengan batas umur 15 s/d 18 tahun melombakan Tarian Truna Jaya dan Tari Topeng Tua.
Elen menambahkan, ada empat kriteria penilain yang dilaksanakan dalam lomba ini meliputi, pertama adalah Teknik. Teknik yang dimaksud adalah teknik gerak-gerak tari yang dilakukan penari apakah sesuai dengan tari yang dibawakan. Kedua, Koreografi atau Komposisi. Koreografi atau komposisi adalah penguasaan panggung dalam istilah Bali disebutpedum karang yaitu penggunaan stage atau panggung. Ketiga adalah ekspresi. Ekspresi atau mimik merupakan hal yang penting dalam melakukan sebuah. tarian, dimana ekspresi dari penari apakah sesuai dengan karakter jenis tari yang dibawakan. Dan terakhir Tata Rias dan Busana. Tata rias dan kostum merupakan unsur penting pada sebuah tarian.“Kegiatan ini sebagai wadah penyalur minat dan bakat para seniman muda untuk berkreasi. Disamping sebagai media pendidikan budaya tradisional,” imbuh Elen.
Sementara Bupati Gianyar, I Made Mahayastra mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, karena ini merupakan salah satu kontribusi dari masyarakat terkait dengan eksisnya seni budaya di Gianyar. Karena jika hanya dikerjakan oleh pemerintah saja tidak akan bisa, untuk itu peran serta seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan. “Masyarakatlah yang memelihara, masyarakatlah yang selalu memberi kontribusi terkait eksisnya. Kalo pemerintah saja yang mengerjakan, tidak bisa,” pungkas Mahayastra.
Mahayastra menambahkan, di tahun 2020, setiap event yang bisa melaksankan terus menerus secara aktif, baik event tahunan maupun dua tahunan akan dituangkan ke dalam Surat Keputusan Bupati yang nantinya wajib mendapatkan dana penyelenggaraan dan pembinaan. Sehingga pihak panitia tidak perlu lagi melakukan audensi dengan bupati menjelang penyelenggaraan kegiatan. Namun, hal ini dikecualikan untuk event-event yang sudah eksis sekali dan sudah mampu menghasilkan uang. “Event yang sudak bisa menghasilkan uang kan tidak mungkin kita bantu lagi. Khusus untuk di desa-desa yang secara teratur dan profesional panitianya menyelenggarakan, kita akan masukkan event itu pada event tahunan Kabupaten Gianyar. Sehingga setiap tahun dipastikan berlanjut,” kata Mahayastra. (ksm)
Bali Tribune, Negara - Sejak awal kepemimpinan Bupati I Putu Artha serta Wakil Bupati, I Made Kembang Hartawan, Pemkab Jembrana telah memberangkatkan sebanyak 235 orang pemuda Jembrana melakukan pemagangan di Jepang. Menjelang peringatan kepemimpinannya di tahun ke 3 periode ke 2, program program pemagangan ke Jepang tersebut kembali dilanjutkan untuk memberikan pelatihan kerja sekaligus tambahan penghasilan bagi generasi muda Jembrana.
Kali ini sebanyak 24 orang pemuda Jembrana yang berasal dari sejumlah desa/kelurahan dilepas keberangkatannnya ke Jepang. Para peserta magang ini dilepas oleh Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan Kamis (14/2) di Aula pertemuan Jimbarwana Lantai 2 Kantor Bupati Jembrana. Wabup Kembang Hartawan didampingi Sekretaris Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker), IGN. Pringgewidana meminta seluruh peserta magang yang diberangkatkan ke Jepang ini selain mencari pekerjaan sehingga kembali membawa hasil, juga tidak kalah pentingnya menjaga kepercayaan pihak yang menerima pemagangan di Jepang.
Pihaknya tidak ingin pihak penerima pemagangan sampai merasa kecewa sehingga bisa mencoreng nama Jembrana. Pihaknya berharap para peserta pemagangan ini setelah kembali ke Jembrana bisa membawa ilmu yang bisa dikembangkan untuk bekal masa depan. “Sudah tentu harapan orang tua, keluarga dan pemerintah para pemuda yang diberangkatkan menjadi tenaga magang di Jepang itu bekerja dan kembali ke daerah asal membawa bekal ilmu dan materi. orang tua dan juga pemerintah pastinya tidak menginginkan tenaga magang yang di berangkatkan ini justru membuat kecewa dan merusak citra daerah. Apalagi setelah pulang nanti dengan tangan hampa” tegas Wabup Kembang.
Wabup Kembang juga menekankan tentang pentingnya menjaga disiplin dan kerja keras terlebih para tenaga magang ini diberangkatkan kenegara yang disiplinnya tinggi. Pihaknya berharap setelah tiba ditempat pemagangan seluruh peserta ini harus bisa segera beradaptasi dengan kehidupan setempat dengan meninggalkan seluruh kebiasaan buruk dirumah, “jika memang niat kerja murni dari niat diri sendiri tentu kalian akan bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh. Negara Jepang dikenal dikenal disiplin khususnya disiplin waktu termasuk masalah kebersihan. Setelah tiba di tempat kerja adik-adik semua saya harapkan segera menyesuaikan diri, “tandasnya.
Untuk bisa mengikuti pemagangan ke Jepang ini, peserta yang berangkat ini sebelumnya sebelumnya telah lolos seleksi. Sejumlah tahapan seleksi telah dilalui mulai dari administrasi, fisik,akademik, serta medical check up. Mereka juga sebelumnya sudah mengikuti pelatihan pra magang dengan penekanan soal bahasa selama enam bulan dilembaga pelatihan kerja. Peserta magang yang dilepas Kamis kemarin ini akan ditempatkan diwilayah Saitama, Fukuyama, Kyoto dan Hiroshima Jepang. Mereka kan bekerja magang pada sektor industri pengolahan makanan , konstruksi, pengelasan, dengan masa magang selama 3 tahun dan dapat diperpanjang kembali hingga 2 tahun. (ksm/pam)